Thursday, February 11, 2010

Manusia Sederhana

Aku kirimkan karangan sederhana Dengan kata-kata yang lepas dimuka Tentang diksi untuk sebuah perjalanan Tanganku sangat sederhana, Dengannya satukan manusia sedunia, denganya bunda menggambarkan pagi yang cerah Sederhananya, surga begitu mudah tersenyum ramah Lidahku kecil dan tidak mewah Dunia ceria dengan senja yang mengantar ramah Bintang-bintang bergantian tersenyum murah Manusia lupa luka, jujurnya menikam susah Kakiku kurus dan panjang Sederhana, kerananya langit tinggi berguncang Mencuri pandang pada manusia yang kenyang Sebab lelah telah mati terhujam Otakku kecil dan tak berisi Tapi bumi kini telah iri, manusia berkencan dengan bulan Sayapnya menantang terbang, langit lunglai terpedaya Surya sedikit malu pada malam, manusia telah membeli cahaya Menciptakan bintang terang sepanjang perjalanan Kini alam mana yang bersuara? Kecuali sedikit berkas sederhana Manusia,,,, Dengan nada yang pulang berarakan Kusimpulkan sedikit ketenangan pada perjalanan manusia Dia sangat sederhana

Dari Ufuk Untuk Pejuang

Pada pekat berbayang bintang Dari makna yang jatuh tak sempurna Dengan angin membawa kabar surga Turunkan lembah hijau rindang Tumbuh dalam bunga semerbak menghampar Semoga dalam maknanya Menjadi mimpi yang terjadi Fikir yang tersisir Rasa yang terjaga Dengan damai untuk-Nya Dikekalkan dengan badai Kuat dengan terjal Lembut dengan ujian Pada mega berserak angin dan rerumputan

Wednesday, February 10, 2010

SMASA Part 6

Beker Sialan! Kau temani tidurku yang panjang Detakmu menggema malam membelah kesunyian Namun membuatku kepagian Membuyarkan segala impian Kamu memang sialan! Dasar tak bisa diam Sungguh menjengkelkan Ingin kubuang dan kutanam Namun kau tetap pemenang Akulah seharusnya terbuang Ke sekolah yang menjengkelkan Ketemu guru dan pelajaran Jangan lupa uang bulanan! (Antologi puisi “Inspirasi Mati SMAN 1 Ngawi class B: Februari 2006)

SMASA Part 5

Risalah Aku ingin mengabadikan wajahmu Dalam naluri dan sanubari Penemuan jejak langkah kaki Mengalir dalam daran dan jantungku Karena engkau pelita malm sepi Setia kunanti di hati Sajak ini pengharapan sayu Demi karang dan jutaan awan Langit bumi sang alam Terjaga dari segala kemusrikan Demi menatap sang pujaan, insan sealiran Daging dan darah setia kukorbankan Hingga dating padang peradilan (Antologi puisi “Inspirasi Mati SMAN 1 Ngawi class B: Februari 2006)

SMASA Part 4

Rumus Kimia Pelajaran yang paling indah adalah kimia Yang selalu ceria adalah Bu Nurmala Namun ada 1001 tanya, tentang rumus kimia Berapa belerang dalam kentut candra dan iwan Bagaimana reaksinya?dan zat apa namanya (Antologi puisi “Inspirasi Mati SMAN 1 Ngawi class B: Februari 2006)

SMASA Part 3

DALAM
Apakah yang sebenarnya engkau sembunyikan Diantara puing dan sobekan Kurasa, didalamnya tak karu-karuan Penuh rahasia yangpaling menakutkan Namun, engkau barang kesukaan Tak mudah dilihat dan didapatkan Walau pangkat dan jabatan Uang jutaan atau mobil ratusan Ia adalah karunia Tuhan Tak dapat juga diwariskan (Antologi puisi “Inspirasi Mati SMAN 1 Ngawi class B: Februari 2006)

SMASA Part 2

Sayap ibunda dan benteng Babilonia Engkau hangatkan segala pesona Mentari pun tertunduk menyerah Meski tiada hulu kau tiada cemburu dan luruh Dunia engkau taklukan, rasa engkau tebarkan Kasih, cinta engkau berikan Ini sajak bagi ibunda Telah berkorban jiwa dan raga Yang tertera tanpa paksa Tergoreskan oleh sebuah pena Bagi dia yang kekal disurga (Antologi puisi “Inspirasi Mati SMAN 1 Ngawi class B: Februari 2006)

SMASA Part 1

Sajak Malas Ini bangunku yang hancur Dari pagi hujan mengguyur Gini,….emang enak tidur Sekolah itu yang teratur Tapi, hujan bikin jalan berlumpur Kunanti mentari pagi Namun ia malu dan bersembunyi Sebelah mataku tidur lagi Sekolah itu urusan nanti Pekerjaan ngumpul tak karuan Hingga aku kebingungan Ah, mikir itu belakangan Gua mudah cari contekan Nanti aja setelah gua tiduran (Antologi puisi “Inspirasi Mati SMAN 1 Ngawi class B: Februari 2006)

Monday, February 8, 2010

Jawaban Mega

Aku masih belum bisa mengganbar pelangi walaupun warna-warna telah kusimpan dan memenuhi kantong diaryku... kau telah membagi nukilan tasbih... membeli dilemaku atas kepatuhan pada pasal-pasal.... Mega Kholid Asshidiq

Sunday, February 7, 2010

Untuk Sebuah Nama

Untuk Sebuah Nama

Mega berarakan taman taman awan

Dewa bercengkrama manis bersama angin pagi

Nama nama berserakan mengagungkan dhuha

Putri langit turun beriringan meninggalkan biru birunya awan

Basah perwudhuan dengan muka muka ceria

Dunia tertawa riang riuh gegap gempita

Mekar

Berlari-larian katak-katak sungai

Meninggalkan jejak-jejak kering dan layu

Segar, bunga-bunga menari-nari berpasang-pasangan

Maninggalkan duka lusa

“Sebuah kata sederhana untuk sahabat yang kini beranjak dewasa, engkaulah wanita. Kau diibarakan hujan yang mengentaskan kemarau panjang dengan gerimis hujan di kala dhuha. Menyejukan setiap makhluk, datang sebagai rahmat yang agung dari Allah yang kuasa. Menyuburkan bunga-bunga, menghijaukan taman-taman, menciptakan peradapan dengan muka-muka ceria, membantu meninggalkan duka nestapa, sebagai sahabat yang setia………..”

Bulan Bercadar

ceritaku mati pada kata yang paling akhir

mengenaskan,

sejarah pagi menghantarkan jejak-jejak kabur

mata yang nanar bercerita dengan desah desah samar

tubuhku bercerita tentang cinta!

Cinta yang tercipta dengan mata

Terukir pada jiwa

Terpahat dalam hati

Tersimpan dalam tangan

Terkunci dengan lidah

Semoga datang masa yang hilang dengan harapanmu

Dengan tanganmu yang basah berkata memanggilku

Sederhana untuk sekedar memanggilku cinta

Salam bahagia, cinta itu kini berbunga dengan sedikit bermuka masam

Menyambutmu dengan gemuruh, dalam cinta yang akan bersemi entah kapan.

Selamat atas bahagia untukmu yang kini menunggu

Semoga Bahagia

Akan terjalin bulan bercadar.

…………………………………………………Harta zala Mahmud nu’aim